- Sosialisasi Penerapan E- PLKK oleh BPJS Ketenagakerjaan
- Study Kaji Fasilitas CT Scan Radiologi RSUD Arosuka oleh Dinas Kesehatan dan RSUD Muara Labuh
- Apel pagi 9 September 2024 di lapangan parkir RSUD Arosuka
- Acara Sosialisasi Aplikasi JR care oleh Jasa Raharja di RSUD Arosuka
- Pengajuan visitasi kemoterapi rsud arosuka
- APLIKASI SISTEM UNIT KERJA RADIOLOGI RSUD AROSUKA
- Kegiatan serah terima, mahasiswa praktek prodi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
- Acara Evaluasi Pelayanan terkait antrian online oleh BPJS Kesehatan Cabang Solok dengan RSUD Arosuka
- Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat hari ini Senin 22 Juli 2024, Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit RSU
- Menjalankan Amanat Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 44 tahun 2018 tentang Penyeleng
PERBANDINGAN DATA INDEKS MUTU NASIONAL (IMN) DI RSUD AROSUKA TRIMESTER 1 (JANUARI- MARET 2023) DE
|
|
PERBANDINGAN DATA INDEKS MUTU NASIONAL (IMN)
DI RSUD AROSUKA TRIMESTER 1 (JANUARI- MARET
2023)
DENGAN JURNAL
Indeks mutu nasional (IMN) merupakan tolok ukur yang
digunakan untuk menilai tingkat capaian target mutu pelayanan kesehatan di fasilitas
layanan kesehatan di rumah sakit. IMN di RSUD Arosuka terdiri atas 13
indikator. Kemudian, data capaian IMN RSUD Arosuka dalam trimesterpertaa kami
bandingkan dengan data capaian RSUD lain yang kami peroleh dari
Journal of Hospital Accreditation,
2021 Vol 03, Edisi 1, hal 52-56 Tanggal Publikasi, 5 Februari 2021 dengan judul Artikel “Penelitian Pencapaian Indikator Mutu Nasional di Rumah Sakit Pendidikan” (Sari,
dkk, 2021). maka
diperoleh perbandingan seperti data
seperti yang tertera pada tabel
dan bagan berikut.
Tabel perbandingan data capaian IMN RSUD Arosuka dengan
Jurnal
No |
IMN |
JURNAL |
RSUD
AROSUKA |
1 |
Kepatuhan kebersihan tangan |
78,30% |
91,70% |
2 |
Kepatuhan
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) |
78,30% |
94,30% |
3 |
Kepatuhan identifikasi pasien |
96,90% |
76,20% |
4 |
Waktu tanggap
operasi seksio sesarea emergensi |
96,37% |
100% |
5 |
Waktu tunggu rawat jalan |
0,90% |
51,70% |
6 |
Penundaan operasi elektif |
4,60% |
10,20% |
7 |
Kepatuhan waktu visite dokter |
74,90% |
85,60% |
8 |
Pelaporan hasil kritis laboratorium |
93,60% |
100% |
9 |
Kepatuhan penggunaan formularium nasional |
91,30% |
83,40% |
10 |
Kepatuhan terhadap alur klinis (clinical pathway) |
78,40% |
0% |
11 |
Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh |
95,20% |
95,60% |
12 |
Kecepatan waktu tanggap komplain |
92,30% |
33,30% |
13 |
Kepuasan pasien |
82,90% |
78,80% |
Bagan perbandingan
data capaian IMN RSUD Arosuka dengan Jurnal
Berdasarkan data tersebut, 8 dari 13 capaian data
IMN RSUD Arosuka terlihat melebihi data capaian IMN pada jurnal. Ke-8 data
capaian tersebut meliputi data capaian kepatuhan kebersihan tangan (91,7%),
Kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (94,3%), waktu tanggp operasi sectio
caesaria (100%), waktu tunggu rawat jalan (51,7%), penundaan operasi
elektif (10,2%), kepatuhan waktu visite dokter (85,6%), pelaporan nilai kritis
laboratorium (100%), dan kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh
(95,6%). sementara itu, terdapat 5 capaian indikator IMN di RSUD Arosuka yang
data capaiannya masih lebih rendah jika dibandingkan dengan data pada jurnal.
Data capaian yang pertama yaitu, kepatuhan
identifikasi pasien (76,2%) dibanding data capaian jurnal (96,9%). masih rendahnya capaian kepatuhan
identifikasi pasien ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya
yaitu kurangnya kesadaran petugas atau profesional pemberi asuhan dalam
melakukan identifikasi (Eliwarti, 2021).
Dalam sebuah penelitian oleh Umatermate,dkk, 2021 mengungkapkan bahwa
terdapat hubungan antara identifikasi pasien secara benar dengan kepuasan
pasien, sehingga jika data capaian identifikasi pasien di rumah sakit
meningkat, maka kepuasan pasien terhadap pelayanan pun akan meningkat.
Data capaian yang kedua yaitu, kepatuhan
penggunaan formularium nasional (83,4%) dibanding data capaian jurnal (91,3%).
Hasil laporan dari apotek RSUD Arosuka, rendahnya angka kepatuhan tersebut
disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan dokter-dokter internship terhadap
form nas dalam peresepan obat. Menurut Gozali, 2017, jika semakin tinggi
persentase kesesuaian resep dengan Fornas di rumah sakit maka mutu pelayanan
instalasi farmasi akan semakin baik.
Data capaian yang ketiga yaitu, kepatuhan terhadap
alur klinis (clinical pathway) (0%) dibanding data capaian jurnal (78,4%).
Menurut Sari, 2017, penyusunan clinical
pathway harus berfokus pada outcome. Untuk mencapai hasil yang diharapkan,
standar yang tepat harus ditetapkan, meskipun memungkinkan adanya variasi dalam
pelayanan. Selain itu, monitoring dan evaluasi sangat diperlukan untuk mengukur
pencapaian dan memberikan rekomendasi berjalannya clinical pathway (Sari,
2017).
Data capaian yang keempat yaitu, kecepatan waktu
tanggap terhadap komplain (33,3%) dibandingkan jurnal (92,3%). Hal tersebut
disebabkan pada awal bulan juni belum tersedianya alur yang tepat untuk
penyelesaian tanggapan dari komplain, namun saat ini telah disediakan layanan
pengaduan serta SOP dalam penyelasaian dan tanggapan dari komplain. Menurut
penelitian yang dilakuakn oleh Muhadi, 2016, sebagian besar komplain yang
diterima oleh RS berasal dari kesalahpahaman dan miskomunikasi dengan pasien
sehingga metode penyelesaian masalah harus dilakukan dengan komunikasi yang
efektif dan asertif.
Data capaian yang kelima yaitu, kepuasan pasien
(78, 8%) dibandingkan jurnal (82,9%). Tingginya kepuasan pasien akan
meningkatkan kepercayaan pada pelayanan yang diberikan oleh RS sehingga
menaikan citra RS di masyarakat (Imran & Ramli, 2019).
Berdasarkan hasil perbandingan data capaian IMN
RSUD Arosuka dan Jurnal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, rumah sakit
harus melihat kembali perencanaan dan meningkatkan upaya peningkatan mutu agar
bisa mencapai skor yang maksimal untuk pelayanan yang lebih baik kepada pasien,
sehingga Indeks Mutu Nasional pun capaiannya akan meningkat.